Banyumas - Gelaran “Juguran Gawagis dan Habaib Banyumas” yang ke-2 sukses menghadirkan suasana kebersamaan dan semangat baru bagi masyarakat Banyumas.
Bertempat di Majelis Riyadhul Jannah milik al-Habib Abdulkadir Maulahela (Habib Ading) di Sokaraja Tengah pada Sabtu, 19 Oktober 2024, acara ini menguatkan posisi Majelis Guyub Rukun (MGR) sebagai simbol persatuan dan harmoni. Dihadiri oleh tokoh-tokoh baru seperti Habib Zein dari Purbalingga, Habib Ahmad, dan Gus Nurhadi dari Jatilawang, acara ini berlangsung hangat dan penuh makna.
Baca juga:
Dini Hari, Melepas Teman Berhaji
|
Majelis yang semula bernama “Juguran Gawagis dan Habaib Banyumas” kini resmi menjadi “Majelis Guyub Rukun” (MGR). Pergantian nama ini mencerminkan filosofi kebersamaan tanpa sekat sebuah ruang bagi siapa saja yang mencintai harmoni dan persatuan.
Dalam diskusi hangat yang berlangsung selama lima jam, MGR menyampaikan sikap dan gagasan-gagasan penting yang menjunjung tinggi nilai-nilai keindonesiaan.
MGR menepis anggapan negatif terkait dukungan terhadap tokoh-tokoh tertentu.
Baca juga:
Kaum Sodom, Sejarah Terulang Kembali
|
"Tidak benar kami mendukung tokoh tertentu untuk berdakwah di Banyumas. Tuduhan itu tidak berdasar dan merupakan framing sepihak, " tegas salah satu pengurus MGR.
Komunitas ini bahkan telah memberikan teguran kepada pihak-pihak yang menyebarkan informasi keliru tanpa melakukan tabayyun.
Dengan komposisi anggota dari berbagai latar belakang, seperti pengurus NU, ASN, wartawan, hingga pengusaha, MGR menegaskan bahwa mereka berdiri di tengah arus moderasi.
"Kami menolak segala bentuk radikalisme dan tetap setia kepada NKRI. Tidak ada tempat bagi ekstremisme di MGR, " ujar juru bicara majelis.
MGR secara tegas menolak bentuk dakwah yang berisi ujaran kebencian, fitnah, atau narasi provokatif yang bisa merusak kedamaian masyarakat. Semua pendakwah, baik habaib maupun non-habaib, diharapkan berperan dalam menciptakan harmoni. "Tidak ada tempat untuk ceramah yang menebar kebencian di Banyumas, " ungkap salah satu tokoh dalam majelis.
Sebagai bentuk langkah nyata, MGR menyerukan semua pihak untuk menghentikan perdebatan seputar nasab Ba’lawi. Isu ini dinilai merugikan masyarakat, menyebabkan kerugian pada UMKM, memicu rasisme, dan menciptakan ketegangan.
"Manfaat memperpanjang perdebatan jauh lebih kecil daripada kerugiannya. Mari kita lebih fokus pada kebersamaan, " imbau MGR.
Di tengah maraknya suara sumbang yang mengancam kerukunan, MGR berkomitmen menebar semangat guyub rukun.
"Kami yakin mayoritas masyarakat Indonesia adalah pecinta kedamaian dan kebersamaan, " kata pengurus majelis. MGR percaya, dari Banyumas, seruan guyub rukun ini akan meluas dan diterima di seluruh penjuru nusantara.
Dengan sikap tegas dan semangat positif, MGR berharap bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Banyumas dan seluruh Indonesia dalam menjaga harmoni dan persatuan. Majelis ini membuktikan bahwa dari sebuah pertemuan sederhana, bisa lahir semangat besar untuk membangun kedamaian bangsa.
Reporter: Djarmanto - YF2DOI
Humas MGR Banyumas
Purwokerto, 31 Oktober 2024